Sunday, May 27, 2007

JARAK JAUH

Againnnn and agaiiin, kata-kata itu lagi muter muter di kepalaku kayak tawon, ngalamin hubungan jarak jauh susah juga, ya pertama-pertamanya mungkin keduanya bisa ngejaganya but setelah 2 tahunan lama-lama masing-masing pihak ngerasa menanggung rasa nya sendiri-sendiri, alias yang satu ngerasa memberi terus sementara pasangannya nerima aja alias pasif, so kayak mendayung perahu sendiri "capek deeehh", mungkin rasa curiga itu akan ada seperti " dia setia ngak ya disana", "apa dia ada main sama temennya ya", apa dia bahagia sama aku", "apa aku ngak di duain", " dia masih cinta ngak ya". Segala prasangka aneh muncul di kepala, membuat hati lara apalagi godaan pasti ada, sehingga kita bisa mengganggap situasi yang kita alami mungkin juga di alami pasangan kita.

Faktor utama dalam mempertahankan hubungan jarak jauh adalah komunikasi, walau kata project pop "cintaku berat di ongkos hehe", alias karena berjauhan komunikasi hanya di lakukan lewat alat, entah telfon,sms, email, surat, wesel hehe. nah dari sana pengaturan waktu untuk berkomunikasi juga harus bisa di pahami termasuk biaya yang harus di keluarkan, ada yang menuntut setiap hari komunikasi, yaa kalau lagi tajir seh ngak papa but kalau lagi bokek bisa merana neh hati dan perut terutama, jangan sampai salah satu pihak merasa di rugikan karena dia yang ngerasa menghubungi sementara pihak lain males malesan.

Saling percaya dan menjaga diri serta hati juga faktor yang di tuntut dalam hubungan jarak jauh karena komunikasi lewat alat bisa saja menimbulkan salah persepsi alias yang di maksud A eh yang di terima B. terus masalah waktu juga bisa jadi masalah, kadang pasangan yang satu pengen ngobrol lama karena saking kangennya eh yang satu, lagi sibuk ngejar deadline so sibuknya setengah mampus, jadilah komunikasi gagal, dari hal sepele seperti ini lama-lama bisa menumpuk hingga menimbulkan kekecewaan, artinya ada perasaan "kok dia selalu ngak ada saat aku butuhkan ", "temen aja bisa rela-relain waktu buat dengerin aku tapi kok dia malah sibuk dengan kerjaannya'. So solusinya kembali ke komunikasi serta sabar.

Prediksi hubungan ke masa depan juga penting maksudnya mau di bawa ke mana hubungan kalian, cuma sekedar have fun atau sampai ke jenjang yang lebih serius, kalau have fun seh terserah mau di apain asal hubungannya ini bisa membuat kalian nyaman, and hati kalian fine-fine aja alias happy-happy aja seh jalani sajalah, tapi kalau hubungan mau di bawa serius harus jelas siapa yang kelak akan mengikuti pasangan, karena tuntutan menikah adalah tinggal minimal dalam satu lokasi yang sama atau minimal tidak terlalu jauh. nah berarti ada salah satu yang musti ngalah kan, jangan gontok gontokan bisa-bisa bubar tu hubungan, saling understanding aja ....(bersambuang ayee ke rumah sakit dulu ya cek up).

Yup sambung lagi ya. salah satu yang sering bikin hubungan jarak jauh itu bubar adalah kebutuhan perhatian langsung yang tidak terpenuhi, maksudnya di hati setiap orang ingin merasakan sayang yang nyata, tapi berhubung jauh kan ngak bisa tuh sehingga walau status punya pasangan tapi tetep aja hati ada rasa sepi, nah ngatasinya kita musti punya kegiatan sehingga pikiran tidak terlalu kepikiran si dia saja, satu hal yang jadi warning walau kita kekurangan kasih sayang bukan berarti kita berhak bersenang-senang dengan orang lain sekedar pelampiasan, kalau ini namanya dah selingkuh hati walau mungkin fisik juga, nah biarkan setia itu tetap terjaga walaupun nurani inginkan lebih but musti sadar dong kalu kita hubungan jarak jauh. Kemudian ciptakan suasana romantis walau sekedar sms " i miss u" dll deh, karena walau hal sepele hal ini mengingatkan pasangan juga diri kita bahwa kita sudah punya komitmen dengan orang dan serius, jadi tidak boleh main-main.

But kalau emang hubungan jarak jauh ngak berhasil ya.... itu seh tergantung keputusan kamu, mau di lanjutin apa ngak karena yang penting dalam suatu hubungan adalah kenyamanan, jangan sampai kita menjalin hubungan denga seseorang yang selalu tidak percaya sama kamu. selalu sangsi apakah dia bisa bahagiain kamu, orang yang mudah sakit hati atau berkata sesuatu yang nyakitin hati kamu ketika sedang ada masalah, intinya ngak usah deh jalin hubungan yang bikin kamu menangis, but kalau kamu memang mau mempertahankan hubungan itu ya musti ada yang introspeksi but jangan salah paham, dalam hubungan 2 pihak harus saling memahami satu sama lain bukannya cuma satu pihak yang di suruh memahami sementara pihak lain minta di pahami itu namanya timpang dan akan bisa ngerusak hubungan. so mau jalin hubungan jarak jauh apa dekat tergantung kalian berdua menjaga bagaimana rasa percaya dan memahami itu selalu ada.

Sunday, May 13, 2007

IKAMASI (Ikatan Keluarga Mahasiswa Bekasi

Gw masih inget jaman masih muda (cieee) jaman pake rok sedengkul kita kumpul di demangan, jaman segono namanya masih IKATAN KELUARGA BEKASI/IKASI nama2 yang masih gw inget bang ali, bang ade, sinta, nanang, rudut, dwi, agung germo, danu, abuy, sama kembaran ngak jelas gw iyonk yang sama tanggal ultahnya, tapi yang jelas beda nasip coy hehe,disini pertama kali gw nemuin "alam" gw haha(emang sekarang tinggal di dunia lain ya neng), bahasa yang selepas SMU gw dah lupa kembali terngiang di telinga gw "ilok ah neng, bodo temenanan ah etc", trus jadi IKAMASI deh alias ikatan keluarga mahasiswa bekasi yang berkembang jadi kenal ina, oyo, edi, jalil, jaka, ali kribo, biben, kuple, wuah banyak dehhh. yang jelas perjalanan gw sama ikamasi berkesan banget, acara2 nya bikin gw ngwerasa da ikatan psikologis yang kuat, so ketika ada yang mau ngerusak IKAMASI bakal gw santet haha bersambunggggg

Thursday, May 10, 2007

ORANG KETIGA

Kalau liat title di atas apa yang dipikirkan, mungkin selingkuhan, atau orang yang mengganggu suatu hubungan (ber dua), sepertinya semua bernada negatif ya..tapi pernah berfikir tidak orang ketiga adalah orang yang tidak tahu menahu bahwa ia menjadi selingkuhan orang (mungkin pasangannya mengaku masih single), atau orang yang jadi pasangan baru/pacar baru selepas putusnya hubungan suatu pasangan yang dianggap langgeng, atau tempat curhat seseorang yang membuat cemburu pasangannya yang mengetahuinya.

aku punya teman yang sumpah mati membenci orang ketiga karena ia merasa telah di selingkuhi pasangannya dengan orang lain, jadi ia benci kata itu, lain lagi dengan teman yang lain yang menjadi korban di mana ia tidak tahu bahwa ia hanya orang ketiga dalam suatu hubungan, ia pikir ia lah pacar satu-satunya ternyata ia hanya orang ketiga, nah beda dengan teman yang lain ia menjalin hubungan dengan orang baru setelah putus dengan pasangannya, namun pasangannya tidak terima bahwa ia telah berpisah sehingga menuduh orang baru teman saya ini sebagai pengganggu hubungan mereka, padahal kata teman saya, orang baru ini sama sekali tidak tahu menahu tentang masa lalunya, dan memang pasangan sebelumnya amat sangat posesif hingga ia tidak tahan menghadapinya.

Siapa yang salah dalam kasus ini? kita mungkin hanya bisa mengernyitkan dahi sambil menggangkat tangan, "mene ketehe" salah benar kita harus melihatnya dari kedua belah pihak, ibaratnya mana korban dan mana pelaku "wah kriminal kayaknya", tapi dari sudut objektif dalam arti ada orang yang memang benar-benar suka mengganggu hubungan orang lain walau statusnya orang ketiga jelas dia bukan korban. Cerita temanku lebih sadis lagi dia tidak suka jadi milik satu orang sehingga suka mencari orang ketiga, atau temanku yang rela menjadi orang ketiga karena saking cintanya pada seseorang walaupun ia telah menjadi milik orang lain, karena ia yakin cinta orang itu hanya padanya, duh " cuapekk deeh"

Tidak ada sebetulnya, dalam nurani seseorang yang ingin hubungannya di ganggu atau mengganggu hubungan orang lain, pada dasarnya manusia ingin di cintai dengan satu saja manusia terpercayanya, ingin dimiliki sepenuhnya, ingin di pahami apa adanya sehingga mari kita tidak menjudge sesuatusebelum kita tahu duduk permasalahannya. karena dengan begitu saat kita dalam posisi tersebut kita akan memandang segala sesuatunya dengan lebih jernih. ALLAH yangmaha tahu apa yang terjadi dalam hidup manusia, Dialah yang memberi sebentuk perasaan kemudian membolak balikan hati atau menetapkannya pada sesosok belahan tulang rusuk, tapi yang pasti kita selalu punya pilihan untuk menjadi setia pada satu orang dan tidak berusaha mencari pelampiasan lain.

Belajar Pahami Diri

TULISAN INI AKU AMBIL DARI NEWS@INDOSIAR.COM

Ketahuilah Siapa Musuh Kita yang Sebenarnya

Oleh:H.Rd.Lasmono Dyar

Melawan seseorang yang menurut pendapat kita tidak memenuhi selera kita sendiri, dan bisa mengakibatkan amarah serta rasa dendam, telah meliputi seluruh dunia akhir-akhir ini. Semua mempunyai perasaan terganggu oleh tindak-tanduk yang kita terima diluar struktur kita sendiri. Penyebab terjadinya rangsangan seperti itu, dirasakan selalu berada pada pihak diluar diri kita.

Tapi, didalam banyak kejadian, timbulnya suatu rangsangan yang mengakibatkan ketidak nyamanan pada diri kita, TIDAK PERNAH dicari penyebabnya yang mungkin ada pada diri sendiri. Kebanyakan orang akan selalu mencari suatu kesalahan, misalnya, pada pihak lain, tapi bukan pada tindakan diri sendiri yang bisa dikatakan telah melaksanakan p r o v o k a s i untuk menarik perhatian serta menyentuh perasaan orang lain, merangsang suatu tindakan yang disebut r e a k s i . Dan apapun provokasi itu, kita sendiri dalam banyak hal tidak menyadarinya, sehingga bila telah terjadi suatu bentrokan, dan menunjukan, bahwa sebenarnya kita yang bersalah, maka karena g e n g s i, kita tidak bakal mau mengakui, memohon maaf dan lainnya.

Perhatikan saja anak kecil yang telah memukul anak lain yang tak tahu menahu akan penyebab mengapa telah dipukul. Ternyata tindakannya salah, tapi akankah secara o t o m a t i s anak yang memukul tadi mempunyai pengertian untuk melaksakan mohon maaf itu kepada anak yang dipukulnya. Kejadian itu sering terjadi, dan selalu kelihatan, bahwa hal mohon maaf itu akan dengan susah payah ditimbulkan pada yang bersalah. Lagi-lagi g e n g s i yang memang tercipta dalam diri manusia menjadi penghalang, untuk melaksakannya dengan t u l u s hati dan juga r e l a. Dengan sendirinya harus mengorbankan rasa gengsi itu, bukan ? Ini peninjauan dari segi Fisik, dimana memohon atau memberikan maaf itu pada saat tatap muka.

Apa sebenarnya gengsi itu, yang seharusnya sudah terdidik secara dini pada anak-anak yang masih harus dikembangkan. Hal ini berhubungan erat dengan sifat r e n d a h d i r i atau Low Profile. Setiap manusia mempunyai suatu sifat dalam pengelolaan sub-sadarnya yang menyangkut system pertahanan diri didalam keadaan yang gawat untuk bertahan diri. Hal ini yang dinamakan ‘flight and fight’ respons atau respon lari dan melawan. Inilah yang dikembangkan oleh kekuatan EMOSI dengan segala macam tingkatannya termasuk antara lain elemen gengsi tersebut. Mengetahui serta mampu mengendalikan sifat elemen itu akan banyak faedahnya dan memberikan suatu kesadaran tuntas yang menyangkut pengenalan diri sendiri.

Kelihatan kini, bahwa tidak banyak orang yang benar-benar mengenal diri sendiri, karena yang mendidiknya juga tidak kenal akan dirinya, bukan ? Didalam suasana seperti itu, maka apa yang dapat diharapkan yang menyangkat mengenal diri itu. Pendidikan awal, sekali lagi, pendidikan dini itulah yang paling penting, sehingga gejolak emosi yang timbul kemudian hari, dan menguasai diri kita dapat dikendalikan dan dikontrol melalui n e t r a l i s a s i.

Banyak sekali diantara kita, yang belum pernah terdidik mengenai hal menguasai diri sendiri, yang artinya adalah menguasai e m o s i yang merupakan dorongan dahsyat dalam diri manusia pada umumnya. Tapi, mengapa dorongan itu selalu mengarah kepada hal membabi-buta yang menjadi negatif selalu? Nah, disini terletak pengetahuan mengenai diri sendiri yang antara lain bersangkutan dengan berbagai bentuk s i f a t yang tertumbuh bersamaan dengan segala bentuk pengaruh lain yang didapatnya didalam perkembangan j i w a yang didapat dari lingkungan.

Sifat seseorang, yang oleh banyak orang dikatakan ada sangkut pautnya dengan keturunan atau transmisi genetik, memang benar, tapi bahwa hal itu akan menjadi sesuatu yang tak dapat dirubah, adalah t i d a k b e n a r . Bagaimanakah lalu caranya untuk mengetahui serta merubah sifat-sifat yang banyak merugikan diri kita itu, ada pada System Silva dengan menggunakan teknik Menghilangakan sifat-sifat yang Merugikan. Hal ini merupakan kesempatan bagi kita, yang telah mengalami kerugian akibat dari sifat tanpa kendali tersebut. Tapi juga akan tergantung dari pengenalan diri sendiri serta pengakuan jujur dari kita akan hal tersebut.

Ini bisa dikatakan, bahwa didalam diri kita ada musuh didalam selimut. Hal itu merupakan kekurangan pengetahuan dari sifat-sifat diri sendiri. Renungkanlah hal itu dimana kita sedang berada pada kondisi santai yang dalam, dan semua sifat-sifat yang buruk akan timbul kepermukaan alias dapat dirasakan dengan tuntas.

Segala sesuatu yang bersifat buruk dan akan merugikan, terutama bagi diri sendiri, karena ada reaksi dari pihak lain bila sifat itu timbul pada diri kita, kini benar-benar dapat dihilangkan melalui cara netralisasi dengan tuntas. Mungkin ada baiknya, bila para pendidik mendalami soal yang penulis ungkapkan ini. Seorang pendidik, yang sifat diri sendiri tidak baik, dan ingin menjadi oendidik yang menyangkut orang lain, tidak akan berhasil secara sempurna, karena getaran dirinya akan mempengaruhi anak didiknya. Kebersihan akan sifat-sifat sendiri, sebelum mendidiknya kepada orang lain, kini sudah diketahui dan dimulai dengan suatu penyelidikan yang menyangkut mereka yang akan menjadi guru atau p e n d i d i k. Karena tidak mengetahui bagaimana terjadi suatu inter-aksi antar manusia tanpa adanya suatu hubungan v e r b a l dan f i s i k, maka kelengkapan suatu pendidikan tidak akan pernah bisa tercapai dengan mutlak.

Terdapatlah kini suatu kesimpulan yang jelas, bahwa segala sifat didalam diri kita yang menyangkut hal buruk, memberikan akibat suatu suasana yang sudah tentu sama tingkatannya, bahkan bisa jauh lebih buruk lagi. Ada saja yang membantah hal yang dikemukakan ini dengan mengatakan bahwa manusia sudah dilahirkan dengan sifat-sifat yang ada buruk- dan baiknya. Pertanyaannya kini adalah, apakah kita bisa hidup tenang dan tentram dengan sifat yang buruk itu? Apakah hal itu tidak akan memberikan kita efek re-aksi dari kenyataan timbal-balik dari pantauan HTBA?

Pelajarilah hal itu dengan seksama, para pembaca, dan janganlah menganggap apa yang penulis ungkapkan sebagai suatu hal yang tidak ada artinya. Inilah M u s u h yang sebenarnya, dan selalu s u l i t untuk diberantas, karena dia berada didalam diri sendiri, terselubung oleh sifat-sifat a r o g a n s i dan yang menjadikan kita kaku sekali didalam penanggulangannya, karena adanya, sekali lagi g e n g s i dan k e a n g k u h a n , sifat-sifat yang tidak pernah diperhatikan dengan seksama. Ada yang berpendapat, bahwa kita memerlukan sifat-sifat itu untuk jangan dianggap lemah. Justru kebilkannya adalah benar, karena kita tidak mampu mengendalikan sifat-sifat yang buruk itu.

Dengan sendirinya, kita akan terperangkap didalam sifat seperti itu, dan akan melanjutkan kehidupan kita dengan banyak mendapatkan rintangan-rintangan yang layaknya tidak semustinya ada, bukan ? Gengsi inipun selalu menjadi penyebab dari keangkuhan yang merupakan pintu tertutup bagi niat suatu pemberian m a a f ataupun permohonan maaf. Bila berbuat hal yang menyimpang yang biasanya menuju kepada sesuatu yang bersalah, seharusnya kita sudah bisa merasakan hal itu dan akan berbuat untuk menetralisir timbulnya arogansi serta keangkuhan tersebut.

Hal yang dikemukakan tadi merupakan kebalikan dari hal k e h a r m o n i s a n yang didambakan akan bisa berkembang didalam lingkungan kekeluargaan baik yang kecil maupuan yang besar dan bisa memasyarakat. Apakah hal ini terlewat dari pandangan kita sebagai manusia yang bisa ditanggapi sebagai sosok yang u t u h ?

Marilah kita dengan hati yang besar menghilangkan rasa gengsi, angkuh dan arogansi yang akan selalu menimbulkan masalah, bukan penyelesaian masalah. Dan bila ada tanggapan, bahwa kita juga harus mempertahankan ketiga sifat buruk itu didalam perjalanan hidup kita, maka ketahuilah bahwa kita sendiri akan menjadi musuh dari kebaikan, kejujuran dan kepositifan. Lebih baik mempertahankan serta memperkuat sifat-sifat yang disebut terakhir itu, daripada tertangkap dan terjerat oleh sifat-sifat yang akan membawakan akibat yang buruk pula pada diri kita sendiri, bukan? Jagalah diri, perangilah diri sendiri, karena sifat-sifat buruk akan selalu menimbulkan kerugian dan bukan keuntungan. Demikian kenyataannya.

H.Rd. Lasmono Abdulrify Dyar Dipl.Sys.Ing., Ph.D adalah Guru Besar dan Direktur Metode Silva Untuk Indonesia, yang berpusat di Laredo - Texas - United States of America