Friday, April 18, 2008

lirik untuk mu CINTA

SEVENTEEN (..................................)
Jelaskan padaku isi hatimu
seberapa besar kau yakin padaku
untuk tetap bisa bertahan denganku
menjaga cinta ini
pertengkaran....yang terjadi
seperti semua salahku
mengapa slalu aku yang mengalah
tak pernahkah kau berfikir
sedikit tentang hatiku
mengapa ku yang slalu mengalah
pantaskah hatiku masih bisa bersamamu
KERTAS (KEKASIH YANG TAK DIANGGAP)
#Aku mentari tapi tak menghangatkanmu
aku pelangi tak memberi warna di hidupmu
aku sang bulan tak menerangi malammu
akulah bintang yang hilang di telan kegelapan
slalu itu yang kau ucapkan padaku
sebagai kekasih yang tak dianggap aku hanya bisa
mencoba mengalah menahan setiap amarah
back to#
sebagai kekasih yang tak dianggap aku hanya bisa
mencoba mengalah menahan stiap amarah
sebagai kekasih yang tak dianggap
aku hanya bisa mencoba bersabar
ku yakin kau kan berubah
WALI BAND (DIK)
Dik....aku pinta
kau akan slalu setia
dik....aku mohon
kau slalu menemani
saatku tengah terluka
kalaku tengah gundah
# ku akan menjagamu
dibangun dan tidurmu
di semua mimpi dan nyatamu
kuakan menjagamu
tuk hidup dan matiku
tak ingin tak ingin kau rapuh
dik...jangan engkau
pergi tinggalkan aku oh...
dik ingin aku
cinta dan cinta slalu
saat kau tengah terluka
kala kau tengah gundah
back to #
(kau akan menjagaku, dibangun dan tidurku, di semua mimpi dan nyataku
kau akan menjagaku tuk hidup dan matiku, tak ingin tak ingin kau rapuh)
D 'MASIVE(......................)
Mencoba tuk pahami
mencari celah hatimu
bila harus menangis
aku kan menangis
namun air mata ini tlah habis
segalanya tlah kuberikan
tapi kau tak pernah ada pengertian
mungkin kita harus jalani
cinta mungkin cukup sampai disini
mencoba tuk rasuki
menyentuh palung jiwamu
bila harus mengiba
aku kan mengiba
namun rasa ini
telah sampai di ujung lelahku

Saturday, April 12, 2008

suami ku

Terdengar dari jauh sepasang suami istri bertengkar, tampak sang istri mencegah suaminya pergi, air matanya tampak mengalir deras di pipinya namun sang suami terus saja berlalu tanpa memperdulikan tangisan istrinya yang semakin lama semakin lambat karena kelelahan.

“Suamiku…apalagi yang harus aku katakana, kataku telah habis tuk buktikan kejujuran hatiku, air mataku tak mampu yakinkan hatimu,….kini lakukan apapun, karena tanganku tak mampu rengkuh dirimu, ya..aku kalah saat ini, pergilah…kemana kau ingin pergi, raga itu milikmu,kaki itu dirimu, hati itu punyamu kaulah yang akan menentukan kepada siapa kau akan percaya…..(ia terus terisak, dengan kelelahan dan keparauan suara ia berkata lagi) pergilah…tapi di suatu masa, ketika kau ingin kembali.ketuklah pintu ini, jika aku ada disana, aku pasti akan menyongsongmu dengan hati yang sama seperti saat pertama kali aku mengatakan “aku mencintaimu, aku menerimamu apa adanya”

Sang suami terus berlalu, amarahnya tlah sampai pada puncaknya..semua kata tlah ia ucapkan, kini ia duduk kelelahan diantara dua pohon dimana ada dua orang bisu dan tuli yang sedang bersenda gurau, mereka heran melihat wajah suami yang memerah dan selalu menggerutukan sikap istrinya padanya, si buta bertanya “ wahai lelaki apa gerangan yang terjadi pada dirimu?”

“Hai kau tuli, apa kau fikir aku buta? Aku punya penilaian sendiri tentang ristriku, karena aku mengenalnya, dan itu hak ku bukan...kurasa dulu ia pernah berbuat sesuatu yang tidak baik sebelum denganku, karena kulihat ia tampak tak bisa lepas dari kekasihnya yang dulu, ia selalu bersedih ketika ku tanya tentang masa lalunya.”

”dan kau buta, apakah aku tuli, aku mendengar katanya ia dulu pernah hampir menikah dengan seseorang yang baik, tapi mengapa gagal, tapi dari cerita lainnya aku mendengar sepertinya hatinya tak bahagia dengannya, yang aku heran jika ia tak menyukainya lalu mengapa kini ia bersedih, bukankah aku makin tidak percaya..ya mungkin saja dulu ia berzina atau entahlah.....hal apa lagi yang membuat seorang perempuan terikat dengan seorang lelaki, mungkin sesuatu terjadi padanya?”

”hei kau tuli kau bisa melihatkan? Lihatlah diriku bukankah aku benar, untuk apa ia katakan mencintaiku jika di masa lalu ia terikat dengan orang itu, buat apa ia katakan ia milikku, mungkin ia hanya takut jika ternyata kenyataan dirinya terbongkar sehingga kelak bisa saja aku meninggalkannya, kau tau bukan sebesar apa ketakutan seorang istri yang di tinggal seorang suami , tidak ada harganya karena ia tak suci lagi, karenanya mungkin ia harus berbohong dan melakukan semua inginku, ia takut jika aku meninggalkannya”.

”kau juga buta bukankah kau juga mendengar, ia berusaha untuk menyuruh orang-orang untuk mengatakan kepadaku tentang ”kebenaran” padahal...kau tau itu bukan ”kenyataan yang ku fikir benar”, cerita yang ku pahami, trus dulu ia hampir menikah buat apa? Jika ia tak mau kenapa? Tuntutan keluarga, usia? Atau apa, jika seorang yang gagal menikah kemudian sakit hati padahal menurutnya lelaki tak terlalu berpengaruh padanya.dan ia bersedih apa karena itu? Apa hanya semudah itu seorang wanita sakit hati?”

”ia seperti menyimpan sesuatu dalam hatinya....dan aku tidak bodoh, mana mau aku ditipu dan dipermainkan oleh perempuan itu, sudah banyak yang aku alami, kebohongan hanya akn membawa kehancuran, lalu untuk apa ia berdusta, kenapa ia tak katakan yang sebenarnya padaku? Kenapa malah ia menyuruh orang lain untuk berbicara padaku, bukankah ini menyebar aib, maka teman-temannya akan tau masalah aku dan dia, dan seorang istri tak berhak untuk itu? Dan buat apa...aku tak butuh mereka mengajariku tentang istriku atau berusaha jelaskan padaku tentang masa lalu dia, aku tau yang kulihat dan ku dengar, aku bisa menilai semuanya tak perlu di ajari!”.

Setelah berbicara dengan penuh marahnya, lelaki itu duduk kelelahan, si buta mengambilkan minum dan si tuli mengambilkan kipas agar ia tak lagi kepanasan.

”Hai suami tau kah kau yang sebenarnya terjadi...aku si tuli tau apa yang terjadi, karena aku bisa melihat siapa istrimu sejak dulu, sejak ia masih kecil hingga ia dewasa, ia adalah orang yang mampu menjaga dirinya secara baik, ia tau mana hukum agama dan hukum masyarakat, ia tak pernah melanggar apa yang memang seharusnya tak boleh ia langgar, ia adalah seorang yang tulus dalam mencintai tak pernah ada dalam hatinya niat untuk menyakiti orang lain, jika ia berbuat salah maka secepat yang ia bisa ia kan perbaiki, ia tak pantang putus asa, apalagi menyerah pada hidup:.

”dan aku pun tau bagaimana cintanya, semenjak ia merasakan cinta hingga sekarang ia menyatakan dan menyerahkan cintanya kepadamu wahai suami....dulu ia pernah bertemu seorang lelaki yang menurut ia dan keluarganya baik, niat ia dalam hati hanya Lillahi taala hanya ingin rido Allah dengan menikah, ibadah, sehingga apaun isi hatinya ia hanya ingin membangun keluarga sakinah mawadah warahmah, demi semuanya demi keluarganya....ia berkata dalam hati bahwa ia kan belajar mensyukuri apa yang ia dapat kelak, mungkin hatinya kanmelembut hingga ia kan bisa mencintai”

” didalam perjalanannya ia belajar untuk percaya, belajar mencintai, untuk menerima apa yang sudah Allah beri padanya, tapi ternyata takdir membawanya ke kisah yang lain, perjalanan tak semulus yang ia kira, ia tak di percaya, jalanan itu begitu terjal hingga ia kadang jatuh, terjerembab, terkapar, berdarah....berkali-kali ia tak di oercaya, karena lelakinya berfikir perempuan ini bisa melakukan apapun untuk berbuat sesuatu yang tidak baik, ya karena ke jauhan ini, segala kata di keluarkan padahal lelaki itu bahkan tidak tau bagaimana si perempuan ini hidup. Dan perempuan ini tetap bertahan ia tanggung semua sendiri karena ia tau ini kan sakiti banyak hati, dan ia tak inginkan itu, ia hanya diam hanya berharap semuanya kan menjadi lebih baik, hanya pada malam-malam sujudnya ia berkata pada sang khalik ”ya Allah jika ini yang terbaik, maka jadikanlah ia suamiku, ibadahku, jika ia bukan yang terbaik maka pilihkanlah yang terbaik menurutMu, yang menerimaku apa adanya, yang bisa mencintai aku dan keluagaku, hanya itu ya Allah”

”seiring tangis malam dalam ayat-ayat yang ia lantunkan...maka terbukalah kebenaran-kebenaran yang di tunjukkan pada dirinya, ia selalu meyakinkan pada si lelaki ”ia kan menerima kau apapun itu” tapi tetap saja lelaki itu tak percaya, ia bahkan sempat berfikir bahwa perempuan itu adalah seorang yang minafik, pezina, sampah, apapun kata yang ada telah di keluarkan untuk perempuan ini, padahal ia tak tau kenyataan yang sebenarnya.Hingga suatu saat si perempuan kelelahan, ia tak mau tersakiti walau dalam hati ia tau ketika ia melepaskan tangan dari lelaki ini, maka keluarganya akan sakit, hari demi hari di lalui, malam demi malam ia jalani demi mengambil sebuah keputusan, semua sakit, menangis, malu, segala hujatan, cacian , makian, jatuh setiap saat ketelinga, mata dan hatinya namun ia selalu tersenyum, karena ia percaya bahwa ini kehendak ALLAH”.

”Walau dalam waktu-waktu tertentu aku bisa melihat bahwa ia menangis, krn ia hanya perempuan biasa yang punya hati yang tak ingin di sakiti, hanya ingin berbuat yang terbaik untuk orang lain..orang lain...bukan dirinya, itu yang aku lihat”

”dan aku sibuta aku pun bisa mendengar tangisannya saat ia merasa bahwa apa yang dia katakan tak di percaya olehmu wahai suami, ia merasa bahwa ia telah memberikan segalanya, seluruh jiwa dan raganya hanya untuk dirimu tapi apa yang ia dapat ketidak percayaan, keragu-raguan”

”aku bisa mendengar bahwa bagi dirinya, kau adalah segalanya matahari dalam hidupnya, percayanya karena setelah sekian lama ia hidup, kali ini dia merasakan bahagia, ia kan tersenyum dan tertawa dalam hati melebihi yang kau lihat di bibirnya, lihatlah bukankah ia kan tersenyum dan tertawa saat kau menceritakan kisah-kisah konyol, dan ia juga kan menangis saat kau bersaedih karena apapun, karena ia tau kau telah berbuat yang sebaik-baiknya, dan kau tau suami, sepanjang malam ia terus menangis hingga membasahi sajadahnya, bukan karena mengadukan sakit hatinya karena ketidak peercayaanmu padanya tapi sebaliknya, ia menangis karena memohon agar kau bahagia...bahagia...dan bahagia”.

” kau adalah manusia di masa kini” si tuli berkata,”dan kau adalah manusia yang di harapkannya ada di masa depannya” si buta menimpali.”kau tak tau hidup apa yang telah ia jalani, kau tak tau sama sekali hal yang terjadi di masa lalunya, andai kau tau...kau sekarang seperti menggali rumah yang terbakar berpuluh-puluh tahun yang lalu, sia-sia, ketidak percayaanmu hanya merusak hatimu juga sakitinya, seingin apapun kau ingin mengungkap tentang masa lalu, yang kau dapat hanya sebuah cerita, kata....yang di ketahui oleh orang-orang terdekatnya.aku ingin bertanya padamu,si buta berkata ”ketika kau tak percaya dengan kata-katanya, bahkan sumpah demi sang khalik tak terasa oleh hatimu, ketika dengan bantuan orang terdekat ia menjelaskan padamu dan kau masih tak di percaya? Lalu apa yang kau inginkan?”

”siTuli bertanya”apa yang sebenarnya kau inginkan dari istrimu wahai suami, segalanya sudah ia ceritakan, jujur tanpa ke bohongan, kau bagai mencari abu rumah dengan membongkar rumah yang lain...apa yang kau inginkan darinya? Apa kau tak tau bahwa ia mencintaimu tulus?”.”jika ke pasrahannya pada ALLAH, kejujuran, ketulusan, kecintaannya padamu masih juga kau ragu padanya...lalu apa yang kau lakukan, apa yang kau inginkan?

”Haaaaaaah persetan kalian, dasar kau buta dan tuli apa yang kau tau dari dirinya, apa yang kau tau dari diriku, kalian semua cacat tak bisa melihat dan mendengar kenyataan” si suami marah saat kedua orang itu mencampuri urusannya.

”wahai kau suami sekarang ku tanya kau, apa yang selama ini ia berikan padamu, dan apa yang kau berikan padanya? Apa yang kau inginkan di masa depan apa kau ingin terus mengungkap masa lalu yang bahkan kau persepsi dengan salah, sedangkan ia tak pernah mempermasalahkan kau 98iujm dengan wanita-wanitamu dulu?”” apa yang kau tuntut darinya sedangkan ia tak menuntut apapun darimu, yang ia inginkan hanya ingin kau bahagia dan percaya padanya, suami bukalah hatimu, kaulah yang ciptakan masa depan dengan membuat pondasi di masa sekarang, kisahmu di masa depan tergantung kejujuran dan kepercayaanmu padanya, kau sendiri lah yang paling tau apa yang selama ini kau berikan padanya tertawa atau airmata?, mengapa kau bertanya ”apa yang kau lakukan wahai istriku di masa lalu?” mengapa kau tak berkata ”ini yang ku berikan padamu wahai istriku?”mengapa kau minta ia seluruhnya padahal ia tak pernah meminta apapun darimu, yang ia tau hanya satu kata..memberi...memberi padamu, cinta tak hanya meminta dari sang kekasih tapi juga memberi, kami memang buta dan tuli, kami memang cacat tapi kami bisa melihat dan mendengar kenyataan, karena kami tak buta hati lihatlah dirimu kau sempurna tapi mengeraskan hatimu, renungkanlah wahai suami yang sempurna?.......................................................

original version by dewi ratna sari (11 april 2008, 12.50 wib @office)