Atas nama cinta kutunggu kau walau beribu pulau pisahkan raga
Atas nama cinta kujaga diriku atas dunia yang fana
di balik kerudung jingga kutundukkan pandanganku
berjalan terseok ditengah terpaan angin yang seakan inginkan aku melambung
bersamanya kearah malam yang binarkan cahaya
Dijalanan ramai kurasa sepi karena tiada dirimu
suaramu, canda tawamu, tangisanmu
tak pernah kuduga begitu besar pengaruhmu atasku
sebuah panggilan bernama istri menjadikan duniaku hanya dirimu
Kau sosok yang biasa, tapi entahlah menurut hatiku kau luar biasa
serasa tak ada lelaki setampan dan sebaik engkau
sungguh Allah maha besar, karena membuat seorang hawahanya tunduk pada seorang adam, padahal banyak arjuna di luar sana
kasihmu sungguh besar, sayangmu tak terbatas
pada aku, darah dagingmu, keluarga, sesamamu.
dikeramaian dunia banyak godaan menyapa, hilir mudik memancing nista
dengan binar harta, kebagusan fisik, kecemerlangan akal, kehalusan budi bahasa tapi tetap kuhanya memandang engkau memuji engkau dengan apapun yang kau miliki.
"suamiku" begitu aku memanggilmu suatu sebutan yang berarti takkan kuijinkan orang lain punyaimu, suatu pernyataan bahwa aku tlah dimiliki, suatu keegoisan hak atas sebuah hubungan suci, entahlah apakah itu salah jika aku hanya inginkanmu.
Kau bimbing aku dari ketidak tahuanku, kau percayakan pendidikan buah hatimu untukku bukan karena kau ingin lepas tangan tapi kau percaya dengan cintaku mereka akan menjadi hamba yang sholeh yang akan terus menebar kasih dan Dien kita.
Kau ijinkan aku memberikan aturan didalam rumah kita, jam berapa anak kita harus belajar, harus tidur, makan, sekolah hingga kata apa yang tidak boleh kita ucapkan saat berkata kepada mereka.
kau biarkan aku mengubah semua letak barang, walau membuatmu cemberut saat mencari kaos kakimu sehingga kau harus berkata "bunda....dimana letak kaos kakiku?". kau hanya mengingatkanku saat aku sendiri membuat peraturan tapi kemudian melanggarnya sendiri "bunda.. sudah malam, komputernya sudah capek karena dipake bunda seharian...ini hampir pagi...ayo waktunya untuk istirahat..siapa yang melanggar harus dicubit...tapi pake pipi ayooo!"
kau biarkan aku berbicara seharian penuh tanpa titik koma dan hanya mendengarkanku sambil tersenyum....berulang kali aku berkata "aku cerewet ya...ayah pasti bosen dengernya" dan berulang kali kau berkata "bukan cerewet..bunda hanya mengatakan pengalaman luarbiasa yang bunda temui di jalan dengan bahasa bunda".
"suamiku" sabar mu sungguh nyata, kau ajariku semua berawal dari ikhlas sehingga tiada sesal saat melaksanakannya, kini untuk semua keringat yang kau keluarkan kita agar aku dan anak-anak bisa merasakan lezatnya nasi dan sup panas, atas pakaian berwarna-warni yang kau belikan agar aku menjadi istri tercantik dimatamu, atas semua ilmu yang kau berikan saat aku selalu menanyakan segala hal, atas semua sabar saat amarahku tak lagi terbendung, atas semua telinga yang kau siapkan saat mendengar keluhan dan ocehanku...atas semua peluk yang kau bentangkan saat aku rapuh, atas semua cinta yang kau beri, atas semua ayat yang kau lafalkan atas namaNya, demi keutuhan keluarga kita....karenanya ijinkan aku menjadi istri yang berbakti padamu.....menjadi semua inginmu.....sungguh tiada kata yang bisa kuucapkan untuk melukisakan rasaku, karena setelah salam terakhir sholat kita biarkan aku memelukmu...selamanya wahai imamku dunia dan akhirat, aku mencintaimu karenaNya.
Atas nama cinta kujaga diriku atas dunia yang fana
di balik kerudung jingga kutundukkan pandanganku
berjalan terseok ditengah terpaan angin yang seakan inginkan aku melambung
bersamanya kearah malam yang binarkan cahaya
Dijalanan ramai kurasa sepi karena tiada dirimu
suaramu, canda tawamu, tangisanmu
tak pernah kuduga begitu besar pengaruhmu atasku
sebuah panggilan bernama istri menjadikan duniaku hanya dirimu
Kau sosok yang biasa, tapi entahlah menurut hatiku kau luar biasa
serasa tak ada lelaki setampan dan sebaik engkau
sungguh Allah maha besar, karena membuat seorang hawahanya tunduk pada seorang adam, padahal banyak arjuna di luar sana
kasihmu sungguh besar, sayangmu tak terbatas
pada aku, darah dagingmu, keluarga, sesamamu.
dikeramaian dunia banyak godaan menyapa, hilir mudik memancing nista
dengan binar harta, kebagusan fisik, kecemerlangan akal, kehalusan budi bahasa tapi tetap kuhanya memandang engkau memuji engkau dengan apapun yang kau miliki.
"suamiku" begitu aku memanggilmu suatu sebutan yang berarti takkan kuijinkan orang lain punyaimu, suatu pernyataan bahwa aku tlah dimiliki, suatu keegoisan hak atas sebuah hubungan suci, entahlah apakah itu salah jika aku hanya inginkanmu.
Kau bimbing aku dari ketidak tahuanku, kau percayakan pendidikan buah hatimu untukku bukan karena kau ingin lepas tangan tapi kau percaya dengan cintaku mereka akan menjadi hamba yang sholeh yang akan terus menebar kasih dan Dien kita.
Kau ijinkan aku memberikan aturan didalam rumah kita, jam berapa anak kita harus belajar, harus tidur, makan, sekolah hingga kata apa yang tidak boleh kita ucapkan saat berkata kepada mereka.
kau biarkan aku mengubah semua letak barang, walau membuatmu cemberut saat mencari kaos kakimu sehingga kau harus berkata "bunda....dimana letak kaos kakiku?". kau hanya mengingatkanku saat aku sendiri membuat peraturan tapi kemudian melanggarnya sendiri "bunda.. sudah malam, komputernya sudah capek karena dipake bunda seharian...ini hampir pagi...ayo waktunya untuk istirahat..siapa yang melanggar harus dicubit...tapi pake pipi ayooo!"
kau biarkan aku berbicara seharian penuh tanpa titik koma dan hanya mendengarkanku sambil tersenyum....berulang kali aku berkata "aku cerewet ya...ayah pasti bosen dengernya" dan berulang kali kau berkata "bukan cerewet..bunda hanya mengatakan pengalaman luarbiasa yang bunda temui di jalan dengan bahasa bunda".
"suamiku" sabar mu sungguh nyata, kau ajariku semua berawal dari ikhlas sehingga tiada sesal saat melaksanakannya, kini untuk semua keringat yang kau keluarkan kita agar aku dan anak-anak bisa merasakan lezatnya nasi dan sup panas, atas pakaian berwarna-warni yang kau belikan agar aku menjadi istri tercantik dimatamu, atas semua ilmu yang kau berikan saat aku selalu menanyakan segala hal, atas semua sabar saat amarahku tak lagi terbendung, atas semua telinga yang kau siapkan saat mendengar keluhan dan ocehanku...atas semua peluk yang kau bentangkan saat aku rapuh, atas semua cinta yang kau beri, atas semua ayat yang kau lafalkan atas namaNya, demi keutuhan keluarga kita....karenanya ijinkan aku menjadi istri yang berbakti padamu.....menjadi semua inginmu.....sungguh tiada kata yang bisa kuucapkan untuk melukisakan rasaku, karena setelah salam terakhir sholat kita biarkan aku memelukmu...selamanya wahai imamku dunia dan akhirat, aku mencintaimu karenaNya.
No comments:
Post a Comment