Emm...coba lihat sekeliling kamu sekarang...atau paling dekat keluarga kamu lah..ada orang yang berusaha untuk cantik dengan segala macam cara dari tradisional sampai kimia bahkan operasi segala, tapi ada yang punya kecantikan lebih tanpa dia memintanya, ada yang berusaha keras fitnes, bahkan olahraga sangat keras untuk mencapai badan kekar atau langsing tapi ada yang sudah dari "sononya" mempunya badan ideal, ada yang mati-matian belajar sampai stress supaya pintar tapi ada yang dikaruniai kecerdasan lebih, ada yang gaul mati-matian biar "nyeni" tapi ada orang yang sudah "artistik" tanpa sadar... jika kita mencermati banyak orang terjebak kedalam pemikiran dunia, mereka melihat seseorang dari faktor luar saja...ya perubahan selama masih dalam batas kewajaran dengan tujuan positif tidak masalah, tetapi jika tujuannya ingin "seperti mereka" seperti "standart maya" yang disajikan media dimana seseorang yang mendapat tempat adalah seseorang yang cantik, kekar/gagah, cerdas, nyeni.. jika patokan kita hanya ini sampai kita tua atau bahkan sampai akhir jaman tidak akan ada habisnya perbandingannya, lalu jika mereka yang disebut diatas mendapat tempat "khusus/di akui" dalam masyarakat lalu dimana tempat seseorang yang bertampang pas-pas an, terlalu gemuk atau kurus, cupu atau ngk gaul/ ndeso...apakah mereka tidak punya tempat atau bahkan arti dimata kita, mengapa manusia seringkali terjebak dalam pandangan-pandangan lahiriah semata, hal-hal yang bersifat fisikli menjadi panutan semua, sehingga kita terjebak dalamdunia "copy diri" kita tidak mempunyai diri pribadi semua mencontoh orang, dari gaya/penampilan, pemikiran bahkan perasaan, kita di gerakkan oleh budaya massa yang belum tentu sesuai dengan diri kita, mengikuti perkembangan budaya itu penting agar kita tahu perubahan apa yang terjadi serta menyiapkan diri kita agar tidak tertinggal dari segi positif bukannya terseret budaya massa hingga lupa diri, mengapa kita tidak melihat sisi lain dari mereka yang mungkin sering tak terlihat di banding "trendsetter" yaitu mereka lebih tulus dalam mencintai, tau artinya berbagi dan kebersamaan. lebih jujur dalam berkata, lebih santun dalam berperilaku, lebih menerima keadaannya karena tahu inilah pemberian terbaik Allah, mampu menjadi diri sendiri, lebih mensyukuri apapun yang mereka punya yang bahkan kita melihatnya sebagai sebuah kecacatan atau kekurangan,...dan lebih-lebih lainnya...mengapa bukan ini yang kita jadikan patokan dalam menentukan arah hidup kita, fisik atau hal-hal yang tidak bisa di rubah ini takdir kita, bijaksanalah dalam menerimanya..sementara sikap, kepribadian, tingkah laku, rasa bersyukur atau apapun yang berkaitan dengan psikologis dan akhirat kita sendirilah yang memilih apakah kita menjadi orang yang mampu mensyukuri nikmat atau justru mengingkarinya. MULAI SEKARANG belajarlah menerimakeadaan diri sendiri semua yang ada pada dirimuyang tidak bisa diubah terimalah..lalu lakukan management diri"total body management" bijaksanalah jangan terganggu karena kekurangan kita,lihatlah diluarsana banyak orang yang tidak seberuntung kita tetapi mereka tidak pernah menyesali kekurangan mereka, justru dengan kekurangan mereka membuktikan pada dunia bahwa mereka mampu berbuat sesuatu..kemudian berubahlah menjadi pribadi yang positif..ubah kenegatifan dirimu,jadilah individu yang "hidup" bersemangat,mampu membahagiakan diri sendiri dan orang lain, bersyukur atas semua karunia.. dan mampu berbagi bagi semua,mengapa sifat positif ini tidak kita jadikan"trendsetter" bagi hidup kita....
Sunday, November 26, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment