Friday, November 23, 2007

MAHASISWA BARU



22 november ,08.15 wib ujian sosiologi angkatan 2007.




Saat aku berasa di depan kelas, tiba-tiba kenangan waktu jadi mahasiswa kembali terngiang, mereka kini adalah mahasiswa baru selepas masa SMU, masih "lugu", belum tau apa yang akan terjadi di masa depan mereka saat menghadapi semester2 mendatang, menghadapi tantangan hidup, tugas, kerja lapangan, hingga skripsi.


Apakah senyum lebar, keceriaan, dan keramain yang sangat luar biasa kalian ciptakan di kelas akan bertahan hingga kelak masa studi kalian berakhir, ataukah senyuman itu akan memudar seiring semester yang makin tinggi, berganti dengan kelelahan fisik, kemalasan, kerutan wajah dan tautan alis, karena pusing memikirkan tugas-tugas.

Banyak sekali bintang bertaburan saat ini, mereka tampak lebih berbinar di banding bintang yang lainnya, baik dari segi agama, kecerdasan, fisik, penampilan, maupun materi, akankah mereka bertahan ataukah bintang itu akan redup karena terlalu menjalani masa studi, kesalahan perilaku yang berakibat fatal, drop out, atau mereka meninggalkan bangku kuliah tanpa alasan apapun, atau pula mereka kan menikah, bekerja, atau melakukan sesuatu ang makin membuat mereka bersinar yaitu prestasi.

Segala bentuk tampilan menarik mereka tunjukkan untuk ekspresikan siapa diri mereka, punk, girly, feminim-maskulin, metroseksual, gothic, indie, atau mereka yang merasa tak perlu merubah apapun dan berpenampilan sesuai proporsi kemampuan yang mereka miliki.

Aku jadi teringat dengan sekumpulan anak"geng cantik/tampan" yang juga ada waktu dulu, secara fisik mereka amat menonjol, kemampuan mereka membuat diri mereka menarik seringkali membuat banyak orang iri atau bahkan muak dengan sikap mereka, karena kebagusan mereka kadang tidak di dukung dengan kebaikan kata atau perilaku ya.... tapi tentu saja ada orang yang cantik, baik, pintar, kaya hehe ini benar-benar karunia. Mereka sering mendapat julukan popular di antara teman-teman, yang kini aku pikirkan apakah sekarang mahasiswa yang ada di depanku apakah akan mengalami hal sama seperti kakak kelasnya dulu, seseorang yang tak mampu mempertahankan eksistensinya sendiri di masa depan, identitas dalam kelompok membuat mereka kehilangan diri mereka sendiri, kepopuleran kelompok mereka takkan bisa bertahan lama seiring masa studi yang menuntut mereka lebih banyak menggunakan proporsi kecerdasan mereka di banding kebagusan fisik mereka.

Kekuatan mental individu pun berperan penting dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut, walau tidak bisa dipungkiri peran kelompok sebagai signifikan others juga turut mempengaruhi kemudahan mereka dalam menyusun tugas. Pada masa ini aku bisa melihat ketertarika pada lawan jenis mulai kuat terbentuk, entah hanya sekedar untuk mencari popularitas sampai niatan untuk memiliki seseorang, ah berbagai kisah sahabat terbesit lagi, apakah mereka menyadari apa arti mencintai, siapkah mereka untuk di lukai, di tinggalkan, ditolak, di duakan, banyak hal yang bisa terjadi, efek positif adalah mereka menjadi lebih dewasa namun tak jarang justru ke negatifan yang mrk temukan, mereka menjadi bebas dalam hubungan berbeda jenis ini.

Yang kini aku fikirkan adalah pola-pola masa studi seperti ini selalu berulang, bukankah kisah kisah tersebut bisa menjadi pelajaran bagi mereka, jangan sampai mereka jatuh kepada kesalahan yang sama yang telah dialami oleh jutaan orang yang melewati fase kuliah seperti mereka. Pengetahuan dasar harus mereka miliki untuk mengarungi kisah kehidupan yang ku ibaratkan seperti menapaki anak tangga, minimal pemahaman keagamaan mereka, pengetahuan akan diri mereka, ketulusan, kejujuran serta kasih sayang membuat mereka mampu menghadapi hidup. Selama masa studi mereka mungkin akan terjatuh atau terpuruk tapi dengan kekuatan diri mereka akan bisa bangkit, meski banyak kepedihan atau luka yang membuat jiwa mereka kosong atau bahkan mati, dengan kekuatan diri mereka akan menjadi kuat, tegar dan yang pasti akan ada banyak kebahagiaan yang dapati di balik kepedihan.

Haaaaaahh tak terasa 80 menit aku berfikir, aku memandangi mereka, banyak yang ingin ku ungkap pada mereka, dalam hati aku berharap menjadi insan yang memuliakan Allah, yang mampu bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, dan yang paling penting mereka memperoleh bahagia yang mereka inginkan, karena kita tidak tau masa depan seperti apa yang kan kita jelang, maka dari itu kita akan menjalani semua dengan tekad yang kuat, kerja keras, keikhlasan dan senyum.