Friday, March 16, 2007

PUTRI PEMIMPI

"Aku mau kawin..mak...kawin, ada seorang lelaki yang katanya dari seberang sana, mau denganku, pakne..aku mau kawin pak katanya ia cinta kepadaku, mbak yu aku mau kawin mbak, dia bilang tujuan kita adalah satu yaitu beribadah, jeng aku mau kawin katanya aku adalah wanita terakhir yang bisa temani kesepiannya, tante aku mau kawin tante, katanya ia kan bawa aku keseberang samudera biar aku bisa bahasa gaul" putri pemimpi begitu gembira karena hari ini ia menemukan kekasihnya, semua jalanan ia lalui dengan berjingkrak, dengan suara lantang ia beritahukan pada dunia bahwa ia telah dicintai, matahari seakan menyinari dirinya sendiri, angin serasa menghembuskan hawa surga, pohon-pohon seakan melambai-lambai merayakan kegembiraan hatinya.
"Nduk cinta itu cuma sebatas nafsu..lelaki hanya kan bertekuk lutut padamu saat tubuhmu masih sintal. langsing, singset, coba kalau kamu bergelambir lemak disana sini, pipimu kendor, mana mau dia..dia cuma mau tubuhmu nduk, begitu ia terpuaskan, maka ia akan mencari wanita lain yang lebih baik darimu, seberapapun kamu mencintainya"kata tante kupu malam, menghentikan langkahku.
"tapi tante...dia bilang dia tidak senaif itu, dia terima aku apa adanya, ibadah katanya." akupun menimpali.
"Nduk ibadah yang seperti apa, jika ia tidak bisa menjaga hatinya untuk menetapkan hati pada satu wanita, ibadah yang mana jika ia tidak percaya pada dirinya, mudah menyerah, dan terlalu terkungkung pada past time, seharusnya ia bisa mengelola hidupnya menjadi ibadah, dan tidak usah banyak omong ia kan kawinin kamu lansung, ngak pake ragu-ragu, karena hidup ini pendek nduk, kita tidak bisa menghabiskan seumur hidup dengan orang yang salah, berapa banyak hati yang terluka karena kekerasan dalam rumah tangganya, berapa banyak istri yang terperkosa oleh suaminya sendiri, jika kesakitan itu di sebut ibadah, maka bukankah kamu lebih baik menjalaninya dengan orang yang benar-benar kamu pahami dan pahami" mbayu sholeha menuntunku untuk menepi dari jalanan, ia buyarkan lamunanku akan arti perkawinan sebenarnya"
"tapi mbak yu aku cinta kepadanya" kataku sambil terduduk di tepi jalan.." gini lho nduk cinta adalah sepenggal kisah yang abadi bagi mereka yang bisa mengelolanya, namun ketika itu berubah menjadi egoisme untuk memiliki, menunjukkan dominansi diri, penguasaan atas kehidupan pasangan apa kamu bisa melaluinya, cinta adalah kepercayaan, penghargaan atas apa yang kita miliki, pemahaman atas perbedaan, perasaan tenang, kesetiaan dan kasih sayang apakah itu kau dapatkan darinya? atau kau hanya memaklumi apa-apa yang ada didirinya untuk kemudian kau berupaya menerima apa adanya dia, sementara ia tidak pernah mau memahamimu, cinta bukanlah sebuah keegoisan, bukan sepenggal penderitaan, yang di rasa manis bersama"..pakne mengapit tanganku membersihkan rokku yang terkena debu jalanan..." tapi...aku..aku dia kan bawa aku pergi dari sini pakne...pergi dari kesepian hati..pergi dari semua kesedihan ini" kataku sambil berjalan tertatih karena ternyata telapak kakiku telah terluka oleh jalanan.
"kau sendirilah yang bisa menghilangkan sepi hatimu, kau sendirilah yang bisa menghapus kesedihan di hatimu bukan sesuatu atau seseorang, karena kebahagiaan bukanlah seperti ambisi yang terus kau kejar, tapi kebahagiaan adalah hakmu, ia selalu ada di hati dan pikiranmu. Maka kau tidak perlu rapuh dan merasa tidak bahagia jika ia tak membawamu pergi..karena kami akan selalu menemanimu dalam sepimu, temani malam-malam tafakurmu. jangan kau paksakan cinta yang tidak ada pada orang lain karena masih banyak orang lain yang mencintaimu, mereka takkan sakitimu karena yang mereka inginkan hanya buatmu bahagia, sama seperti kami" akhirnya emak mengantarku masuk kedalam rumahku, rumah yang indah namun mengapa aku ingin pergi dari sini, entah karena aku merasa sepi dalam kesendirian atau karena aku hanya ingin mencari seseorang untuk menemani.
"mak apa aku benar-benar di cinta atau mereka hanya singgah sesaat di hati, hanya memberi warna sesaat dan kemudian menghapusnya, atau menggores luka, kemudian tinggalkanku" aku bertanya sambil merebahkan diri di pangkuan emak ku " nduk mereka mencintaimu,..walau sesaat itu perlu kau sukuri namun jangan lah terlalu terlarut di dalamnya, karena kadang ingin kita berbeda dengan kenyataan, emak hanya ingatkan untuk tak cinta sesuatu melebihi yang seharusnya kamu bisa, jangan memaklumi sesuatu yang bisa melukaimu" kata emak sambil membelai rambutku, hingga makin buatku meringkuk karena ternyata angin ini menyakiti hingga aku menggigil kedinginan di siang hari. "aku hanya ingin ketulusan pak, ketulusan dari hati yang mempunyai namaNya didalamnya, ku ingin mendengar seseorang yang selalu berseru dan mendengarkan panggilanNya

No comments: