Thursday, August 02, 2007

AYAHKU SEORANG SATPAM (Part 2)

Di pagi buta itu seorang lelaki tampak berdiri di antara gerbong-gerbong yang silih berganti, sesekali ia menutup hidungnya dengan tangan menghalau debu dan sampah yang berterbangan terkena laju kereta ekspress. "Bapak jualan juga di sini apa lagi nunggu orang?" tanya seorang penjual nasi yang memebereskan bungkusannya dalam baskom yang tampak sudah lama. "ndak saya nunggu istri saya, kemarin anak saya minta diajak ke tempat kakaknya, liburan lah" kata lelaki itu sambil membantu penjual nasi menumpuk dagangannya, agar tampak rapi. "wah enak ya pak, bisa liburan...anak saya mah jualan semua ngak ada yang sekolah, habis dapat biaya dari mana, buat makanaja masih senen kemis, susah" si penjual memulai pembicaraan. "Wah ndak lah pak kebetulan ada rejeki sedikit" kata bapak itu. "lha bapak anaknya sekolah kelas berapa?" tanya penjual itu." Anak pertama saya sudah sarjana, dia sudah kerja, anak kedua tinggal sebentar lagi menyelesaikan sarjananya, dan ketiga ini masih SMA" jawab lelaki itu sambil tersenyum bangga. "Wahhh sarjana, duitnya banyak dong pak, bapak orang kaya seh jadi gaji bapak saja udah cukup biayain mereka" lelaki itu menjawan, "heeh pak bukan kayak kite-kite orang susah, jadi kagak bakalan dah tuh ada riwayat anak kita jadi sarjana" saut seorang ibu tua, yang rupanya mendengarkan pembicaraan mereka. "Wah kaya dari Hongkong, kerja saya cuma satpam, gaji juga ngak seberapa, tapi syukurlah anak saya mau membiayain kuliahnya sendiri, adek kakak saling bantu jadi saya agak enteng "saut bapak itu sambil tersenyum. "lha nyang bener pak, apa ngak pada berantem tuh anak bapak, anak saya sih bisa pada diem, dah bersyukur, tiap hari ribut melulu, mana ada ngerti bantuin emaknya, taunya nerima duit doang" kata seorang ibu sambilmembereskan koran yang akan di jualnya untuk penumpang kereta yang tidak kebagian tempat duduk seharga 500 rupiah. "Biasa aja, berantem itu wajar tapi mereka tidak sampai lama, paling-paling 25 menit udak bae lagi, paling ibunya yang mencak-mencak kalau mereka lagi berantem" jawab lelaki itu.

No comments: