Sunday, January 20, 2008

Apa aku tak bisa pahamimu?

Aku makan coklat itu sore ini, coklat yang kau bilang "paling enak", tapi kenapa saat ini bagai coklat kesedihan yang alirkan air mata di pipiku, sebuah panggilan, gurauan, sebuah kebiasaan antara aku dan teman-temanku yang kau pikir "terlalu terbuka" untuk membuka akses, untuk mereka mempunyai "perasaan khusus" padaku, membuat semua ini berbeda, raut wajahmu menjadi berbeda, senyumanmu menjadi beku, nada suaramu menjadi tinggi, inikah dirmu, inikah kebenaran tentang dirimu.

Apakah ini tak bisa kembali lagi, semua yang sudah di pertahankan, "hanya" karena ini semua hilang begitu saja, jika iya, mungkin aku salah duga ku pikir kau bisa berfikir lebih bijak,atau mungkin saja justru aku yang tak pahamimu, tak mengerti bagaimana harus bersikap padamu, tapi ketahuilah bukan maksudku untuk buat semua jadi begini, ada saat di mana seorang punya kekalutan pikiran, banyak yang ku fikir saat itu, dan kau pun juga sama sehingga kita saling salah duga.

Kata yang kau dan aku keluarkan adalah luapan emosi semata, tapi bisakah berfikir tenang, kau tak tau apa yang terjadi, dan kau hanya diam bagaimana ini bisa terselesaikan

No comments: